Jangan Salah Kaprah, Ternyata Ini Toxic Positivity
02 Febuari 2022 | Oleh: Vincensia Enggar Larasati

Sering ngga kita menyemangati orang lain atau bahkan diri sendiri saat sedang sedih atau ada masalah?

Sikap seperti itu sebenarnya sah-sah saja, apalagi dengan mengajaknya berpikir positif. Eits, namun ternyata tidak semudah itu lho untuk bisa diterima oleh orang yang sedang down, capek, lelah, atau yang sedang mempunyai masalah. 

Bisa jadi justru perilaku ‘positif’ itu malah semakin membuat mereka down & depresi. 

Hal tersebut karena kapasitas setiap orang dalam menghadapi permasalahannya tentu berbeda-beda.

Lalu sebaiknya gimana ya biar kita tidak jadi pelaku toxic positivity? Yuk pahami dulu apa itu toxic positivity.

Toxic positivity adalah istilah untuk menggambarkan kata atau dorongan agar orang lain berpikir positif seburuk apapun kondisi yang tengah dialaminya. Namun perilaku “positif” tersebut justru membuat orang lain tidak nyaman karena sebenarnya malah tidak menunjukkan empati dan cenderung bersifat “toxic”.

 

Cara Menghindari Jadi Si “Toxic Positivity”

Untuk Anda yang sedang dilanda masalah, ingatlah bahwa tidak apa-apa untuk merasa tidak baik-baik saja. 

Tidak perlu meyangkal kesedihan dan berpura-pura selalu bahagia. Kehidupan memiliki pasang surut dan warnanya sendiri-sendiri. 

Ada kalanya kita bisa merasa bahagia dan puas, ada kalanya juga kita bisa merasa sedih dan kecewa.

Jika Anda terjebak dalam toxic positivity hingga merasa kualitas hidupmu sampai terganggu, janganlah ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog, ya.